Senin, 02 November 2015

PENANGANAN PENYAKIT LUPUS 

 
Tidak ada obat dikenal untuk lupus, tetapi ada pengobatan yang efektif. Sebagian besar gejala lupus adalah dari peradangan (pembengkakan), sehingga pengobatan berfokus pada mengurangi pembengkakan.
Pengobatan mungkin termasuk mengambil obat-obat ini:
  • Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID). NSAID sering digunakan untuk mengurangi nyeri sendi dan otot dan peradangan pada orang yang memiliki lupus ringan (sakit bukanlah buruk atau organ yang tidak terpengaruh). Ada berbagai jenis NSAID, baik obat resep dan over-the-counter obat. Mereka termasuk aspirin, ibuprofen, naproxen, dan obat-obatan lainnya. Efek samping yang umum dari NSAID dapat termasuk sakit perut, mulas, mengantuk, sakit kepala, dan retensi cairan. Jika Anda memiliki efek samping, bicara dengan HCP Anda. NSAIDs juga dapat menyebabkan masalah dalam darah Anda, hati, dan ginjal. Tetap berhubungan dengan HCP Anda untuk memastikan masalah ini tidak terjadi pada Anda.
  • Obat obat antimalaria yang digunakan untuk mencegah atau mengobati malaria digunakan untuk mengobati nyeri sendi, ruam kulit, dan bisul.. Dua antimalarial umum adalah hydroxychloroquine (Plaquenil) dan chloroquine (Aralen). Efek samping dari obat antimalaria dapat termasuk sakit perut, mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, kesulitan tidur, dan gatal-gatal.
  • Hormon kortikosteroid. Ini adalah obat kuat yang mengurangi peradangan pada berbagai jaringan tubuh. Mereka dapat diambil melalui mulut, dalam krim diaplikasikan pada kulit, atau dengan suntikan. Prednisone adalah kortikosteroid yang sering digunakan untuk mengobati lupus. Corticosteriods dapat memiliki berbagai efek samping, sehingga HCPs mencoba untuk menggunakan dosis serendah mungkin. Jangka pendek efek samping termasuk pembengkakan, nafsu makan meningkat, berat badan, dan turunnya emosi. Efek samping ini biasanya berhenti ketika obat dihentikan. Efek samping jangka panjang kortikosteroid dapat mencakup stretch mark pada kulit, pertumbuhan rambut yang berlebihan, lemah atau tulang rusak, tekanan darah tinggi, kerusakan pada arteri, gula darah tinggi, infeksi, dan katarak. Orang dengan lupus yang menggunakan kortikosteroid harus berbicara dengan HCPs mereka tentang mengonsumsi suplemen kalsium, vitamin D, atau obat lain untuk mengurangi risiko osteoporosis (melemah, tulang rapuh).
  • Agen imunosupresif / kemoterapi Agen ini digunakan dalam kasus-kasus serius lupus, ketika organ utama kehilangan kemampuan mereka untuk berfungsi.. Obat ini menekan sistem kekebalan tubuh untuk membatasi kerusakan pada organ. Contohnya adalah azathioprine (Imuran) dan cyclophosphamide (Cytoxan). Obat ini dapat menyebabkan efek samping yang serius termasuk mual, muntah, rambut rontok, masalah kandung kemih, penurunan kesuburan, dan peningkatan risiko kanker dan infeksi.
Bekerja sama dengan HCP Anda untuk memastikan bahwa rencana pengobatan Anda sesukses mungkin. Karena beberapa pengobatan dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya, segera melaporkan setiap gejala baru untuk HCP Anda. Hal ini juga penting untuk tidak menghentikan atau mengubah pengobatan tanpa berbicara dengan HCP Anda terlebih dahulu.


SLE tidak bisa disembuhkan. Tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi tingkat gejala serta mencegah kerusakan organ pada penderita SLE.
Beberapa puluh tahun yang lalu, SLE dipandang sebagai penyakit terminal yang berujung kepada kematian. Ketakutan ini disebabkan oleh banyaknya penderita pada saat itu yang meninggal dunia akibat komplikasi dalam kurun waktu 10 tahun setelah didiagnosis mengidap SLE.
Tetapi kondisi pada zaman sekarang sudah jauh lebih baik. Berkat pengobatan SLE yang terus berkembang, hampir semua penderita SLE saat ini dapat hidup normal atau setidaknya mendekati tahap normal. Bantuan dan dukungan dari keluarga, teman, serta staf medis juga berperan penting dalam membantu para penderita SLE dalam menghadapi penyakit mereka.

Pengobatan Penyakit Lupus dengan Obat Penekan Sistem Imun

Pengobatan lupus bisa berupa obat-obatan sitotoksik dan digunakan untuk menyembuhkan lupus yang lebih serius. Beberapa macam obat tersebut meliputi cytoxan, imuran, cellcept, metotreksat, dan siklosporin. Semuanya merupakan obat penekan sistem imun.

Obat cytoxan atau siklofosfamid adalah obat untuk kanker yang digunakan untuk lupus parah dengan gangguan ginjal. Efek samping bisa serius dan mencakup peningkatan risiko beberapa jenis kanker, kerusakan kandung kemih, rambut rontok, dan infertilitas.

Jika obat imuran atau azathioprine, biasanya digunakan selama operasi transplantasi dan untuk penyakit lupus ginjal. Imuran dapat menghasilkan efek samping yang serius termasuk infeksi, anemia, dan peningkatan risiko kanker.

Sedangkan cellcept (mycophenolate mofetil), juga digunakan untuk lupus dengan gangguann ginjal, tetapi memiliki efek samping yang lebih ringan dari jenis cytoxan, karena cellcept tidak menyebabkan infertilitas.

Untuk metotreksat, efek sampingnya bisa termasuk penurunan jumlah darah, luka mulut, kerusakan organ, dan siklosporin memiliki efek samping berupa tekanan darah tinggi dan nyeri gusi.

DIAGNOSIS DAN FAKTOR RESIKO PENYAKIT LUPUS







Diagnosis
 
Manifestasi lupus dapat meniru penyakit autoimun lain, seperti multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis (rematik), sehingga sulit untuk didiagnosis. Saat ini tidak ada tes tunggal yang dapat memastikan apakah seseorang terkena penyakit lupus. Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan komprehensif yang mempertimbangkan semua gejala dan riwayat penyakit.
American College of Rheumatology menetapkan “Sebelas Kriteria Lupus” untuk membantu dokter mendiagnosis lupus. Empat atau lebih dari kriteria berikut harus hadir untuk membuat diagnosis lupus sistemik:
1. Ruam malar: ruam berbentuk kupu-kupu di pipi dan hidung
2. Ruam kulit: bercak merah yang menonjol
3. Photosensitivity: ruam kulit akibat reaksi terhadap sinar matahari yang tidak biasa
4. Borok mulut atau hidung: biasanya tanpa rasa sakit
5. Artritis non-erosif pada dua atau lebih sendi, sehingga terasa bengkak atau lunak.
6. Gangguan paru dan jantung: peradangan pada selaput sekitar jantung (perikarditis) dan/atau paru-paru (pleuritis)
7. Gangguan neurologis: kejang-kejang dan/atau psikosis
8. Gangguan ginjal: protein atau darah yang berlebihan dalam urin (proteinuria/hematuria)
9. Gangguan hematologi (darah): anemia hemolitik, jumlah sel darah putih atau trombosit rendah
10. Gangguan imunologi: antibodi terhadap DNA rantai ganda, antibodi terhadap Sm, atau antibodi terhadap cardiolipin
11. Antinuclear antibody (ANA): hasil tes positif meskipun tidak memakai obat yang dikenal menyebabkan hal itu. Sekitar 95% dari pasien lupus memiliki hasil tes ANA positif.

Faktor risiko penyakit lupus


Meskipun para doker tidak mengetahui apa yang menyebabkan lupus pada banyak kasus, mereka telah mengidentifikasi faktor apa saja yang meningkatkan risiko penyakit ini, antara lain:
  1. Jenis kelamin
    Lupus lebih umum pada wanita.
  2. Usia
    Meskipun lupus dapat berefek pada segala usia, termasuk bayi, anak dan orang dewasa, tetapi lupus paling umum terdiagnosis pada mereka yang berusia antara 15 sampai 40 tahun.
  3. Ras
    Lupus umumnya terdapat pada ras Afrika, Hispanics dan Asia.
  4. Sinar matahari
    Terkena sinar matahari dapat membawa pada lupus kulit atau memicu respon internal pada mereka yang rentan.
  5. Obat tertentu
    Obat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan drug-induced lupus. Banyak obat yang secara potensial dapat memicu lupus, sebagai contoh antara lain adalah antipsychotic chlorpromazine; obat tekanan darah tinggi, seperti hydralazine; obat tuberculosis isonoazid dan obat jantung procainamide. Biasanya membutuhkan jangka waktu penggunaan dalam beberapa bulan sebelum gejala timbul.
  6. Terinfeksi virus Epstein-Barr
    Merupakan virus yang biasanya tertidur di dalam sel dari sistem imun anda meskipun tidak jelas alasan mengapa dan apa yang membuat virus tersebut aktif kembali.
  7. Terkena zat kimia
    Beberapa studi menunjukkan bahwa mereka yang bekerja dan rentan terekspos merkuri dan silica memiliki peningkatan risiko lupus. Merokok juga dapat meningkatkan risiko mengalami lupus.
GEJALA DAN PENYEBAB PENYAKIT LUPUS !




Dua kasus lupus tidak sepenuhnya serupa. Tanda dan gejela yang terjadi dapat datang dengan tiba-tiba atau berkembang secara perlahan, dapat ringan atau parah, dan dapat bersifat sementara atau permanen. Banyak dari mereka dengan lupus memiliki karakteristik episodik dengan tanda dan gejala yang memburuk untuk sementara waktu kemudian membaik atau bahkan hilang untuk satu waktu.

Tanda dan gejala lupus yang anda alami didasarkan pada sistem tubuh bagian mana yang terkena efek penyakit ini. Tapi secara umum, tanda dan gejala lupus antara lain:

  • Lelah
  • Demam
  • Hilang berat badan atau berat badan meningkat
  • Ruam yang berbentuk seperti kupu-kupu pada wajah yang menutupi pipi dan hidung
  • Luka pada kulit yang timbul atau parah ketika terkena sinar matahari
  • Radang pada mulut
  • Rambut rontok
  • Jari dan kuku yang memutih atau membiru ketika terkena dingin atau saat stress (Raynaud’s phenomenon)
  • Napas pendek
  • Nyeri pada dada
  • Mata kering
  • Mudah memar
  • Gelisah
  • Depresi
  • Hilang ingatan

Penyebab Penyakit Lupus


Lupus adalah penyakit autoimun yang muncul ketika tubuh terkena zat asing tertentu, seperti bakteri dan virus, kemudian sistem imun tersebut juga menyerang jaringan tubuh yang sehat. Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan berbagai bagian tubuh, antara lain sendi, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, pembuluh darah dan otak.

Dokter tidak mengetahui apa yang menyebabkan penyakit ini. Lupus seperti merupakan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Banyak dari mereka dengan kecenderungan turunan mengalami lupus hanyak ketika mereka terkena sesuatu di dalam lingkungan yang dapat memicu lupus, seperti obat atau virus.
Lupus masih merupakan penyakit misterius di kalangan medis. Kecuali lupus yang disebabkan reaksi obat, penyebab pasti penyakit ini tidak diketahui. Perdebatan bahkan masih berlangsung mengenai apakah lupus adalah satu penyakit atau kombinasi dari beberapa penyakit yang berhubungan.
Sekitar 90% penderita lupus adalah perempuan, yang mengindikasikan bahwa penyakit ini mungkin terkait hormon-hormon perempuan. Menstruasi, menopause dan melahirkan dapat memicu timbulnya lupus. Sekitar 80% pasien lupus mengembangkan penyakit ini di usia antara 15 s.d. 45 tahun.

Penderita Lupus di Indonesia

Penderita lupus di dunia dipercaya mencapai lima juta jiwa. Penyakit ini kebanyakan menyerang wanita pada usia 15-50 tahun (usia masa produktif). Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa lupus juga dapat menyerang anak-anak dan pria.
Menurut data dari Yayasan Lupus Indonesia (YLI), jumlah penderita lupus di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 12.700 jiwa. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi 13.300 jiwa pada tahun 2013.

Komplikasi Serius pada Penderita Penyakit Lupus

Lupus kerap dijuluki sebagai penyakit seribu wajah karena kelihaiannya dalam meniru gejala penyakit lain. Kesulitan diagnosis biasanya dapat menyebabkan langkah penanganan yang kurang tepat.
Sekitar sepertiga penderita SLE memiliki kondisi autoimun lain, misalnya penyakit tiroid dan sindrom Sjogren. Kondisi ini dapat berujung pada munculnya komplikasi, termasuk gangguan pada masa kehamilan.
Jika tidak segera ditangani, SLE juga dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius termasuk pada penderitanya yang sedang hamil. Selain itu proses pengobatan yang dijalani juga dapat menyebabkan penderita rentan terhadap infeksi serius.
JENIS - JENIS LUPUS

Lupus bukanlah penyakit menular tetapi sebuah bentuk gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan sel tubuh sendiri. Ada empat jenis lupus yang dikenal:

Apa Sajakah Tipe-tipe Lupus?
Penyakit lupus terbagi dalam beberapa tipe, antara lain:
  • Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE).
  • Lupus eritematosus diskoid (discoid lupus erythematosus/DLE).
  • Lupus akibat penggunaan obat.
Jenis lupus yang menjadi pembahasan utama dalam artikel ini adalah

1. Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE)
Jenis lupus inilah yang paling sering dirujuk masyarakat umum sebagai penyakit lupus. SLE dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan sampai parah. Gejala SLE juga dapat datang dengan tiba-tiba atau berkembang secara perlahan-lahan dan dapat bertahan lama atau bersifat lebih sementara sebelum akhirnya kambuh lagi.
Banyak yang hanya merasakan beberapa gejala ringan untuk waktu lama atau bahkan tidak sama sekali sebelum tiba-tiba mengalami serangan yang parah. Gejala-gejala ringan SLE, terutama rasa nyeri dan lelah berkepanjangan, dapat menghambat rutinitas kehidupan. Karena itu para penderita SLE bisa merasa tertekan, depresi, dan cemas meski hanya mengalami gejala ringan.

2. Lupus eritematosus diskoid (discoid lupus erythematosus/DLE)
Jenis lupus yang hanya menyerang kulit disebut lupus eritematosus diskoid (discoid lupus erythematosus/DLE). Meski umumnya berdampak pada kulit saja, jenis lupus ini juga dapat menyerang jaringan serta organ tubuh yang lain.
DLE biasanya dapat dikendalikan dengan menghindari paparan sinar matahari langsung dan obat-obatan. Gejala DLE di antaranya:
  • Rambut rontok.
  • Pitak permanen.
  • Ruam merah dan bulat seperti sisik pada kulit yang terkadang akan menebal dan menjadi bekas luka.
3. Lupus akibat penggunaan obat
Efek samping obat pasti berbeda-beda pada tiap orang. Terdapat lebih dari 100 jenis obat yang dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan gejala lupus pada orang-orang tertentu.
Gejala lupus akibat obat umumnya akan hilang jika Anda berhenti mengonsumsi obat tersebut sehingga Anda tidak perlu menjalani pengobatan khusus. Tetapi jangan lupa untuk selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum Anda memutuskan untuk berhenti mengonsumsi obat dengan resep dokter.

4. Lupus neonatal
Pada situasi yang jarang terjadi, bayi yang belum lahir dan bayi baru lahir dapat memiliki ruam kulit dan komplikasi lain pada hati dan darahnya karena serangan antibodi dari ibunya. Ruam yang muncul akan memudar dalam enam bulan pertama kehidupan anak.

Apa itu Lupus ?

Mengenal gejala lupus dan penyebab penyakit lupus. Apa itu lupus? Penyakit lupus adalah peradangan kronis yang terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh. Peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat berefek pada berbagai sistem di dalam tubuh, antara lain sendi, kulit, ginjal, sel darah, jantung dan paru-paru.

Lupus lebih sering terjadi pada wanita, meskipun tidak jelas alasannya. Ada empat jenis lupus -systemic lupus erythematosus, discoid lupus erythematosus, drug-induced lupus erythematosus dan neonatal lupus. Diantaranya, systemic lupus erythematosus adalah yang paling umum dan paling serius.

Penyakit Lupus
Diagnosis dan perawatan terhadap lupus dapat memberikan perbaikan. Bagi banyak dari mereka dengan lupus, perawatan membantu mereka dapat hidup lebih aktif.


Penyakit lupus adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya.
Arti kata lupus sendiri dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan”. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.

Lupus adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang keliru sehingga mulai menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Inflamasi akibat lupus dapat menyerang berbagai bagian tubuh, misalnya:
  • Kulit
  • Sendi
  • Sel darah
  • Paru-paru
  • Jantung